Catatan Kecil Tentang Kita

Kemarin iseng aja pas suntuk ngerjain tugas, aku bongkar-bongkar isi laptop sambil merapikan folder Documents di D, 






Lagi asyik-asyiknya memilah-milah mana data yang masih penting dan mana yang udah mesti di delete, eh malah ketemu sebuah folder berlabel AS nyelip, pas di buka-buka ternyata ketemu sebuah tulisan waktu zaman-zaman masih alay, hihi



Agak memalukan sih, tapi nggak apa-apa lah berbagi ke-alay-an di masa lalu, dari pada disimpan aja. Tulisan ini ku buat untuk hadiah kecil firts anniversary buat mantanku 2 tahun lalu, aku ingat bagaimana Adi menangis hari itu setelah membaca tulisan ini, hehe... Monggo di bacaaa... Maaf alay, hihihi


***
CATATAN KECIL
TENTANG KITA




*Dedicated to..

Dengan penuh cinta dan Do’a

Catatan kecil ini ku persembahkan untuk 1st anniversary sebuah ikatan yang terus ku jaga, Adi jaga dan kami jaga…

Semoga ikatan itu juga terus dijaga oleh-Nya yang menciptakan aku, menciptakan Adi dan mempertemukan kita…

Miss you…




CATATAN KECIL TETANG KITA

Benci dan cinta itu bedanya tipis, nggak tau setipis apa, mungkin lebih tipis daripada lapisan ozon kita sekarang yang semakin menipis karena global warming yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik.
Mungkin benar pepatah kalo kita mencintai seseorang jangan terlalu berlebihan, karena bisa jadi orang yang kamu cintai itu menjadi orang yang paling kamu benci, begitu juga sebaliknya apabila mencintai seseorang juga janganlah berlebihan, karena bisa jadi orang yang kamu benci itu akan menjadi orang yang paling kamu cintai kelak.
Dan hal itu terjadi padaku...

***

Nabila Lighting In Love

Pertengahan April 2009, lagi-lagi aku mempermainkan dan dipermainkan cinta. Akhirnya berakhir dan berakhir lagi... Lagi, lagi dan lagii... Tanpa kusadari aku benar-benar sendiri… Lagi...
Pengalaman dengan beberapa orang dimasa lalu ternyata tetap saja tidak membuatku pandai dalam  menghadapi seorang Fauzy. Sepertinya aku masih kurang pandai membedakan antara Cinta dan Obsesi.
Tidak ada kesedihan meskipun hal itu terjadi, hanya sebuah kejenuhan yang semakin hari semakin mendalam saja. Dimasa-masa jenuhku itu, justru membuatku mulai dekat dengan seseorang yang awalnya kadang-kadang aku anggap ada dan kadang-kadang juga aku anggap tidak ada dalam hidupku, Adi.
Lucunya dialah yang akhirnya akan menjadi “someone” yang baru di tengah ketidak inginanku untuk menjalin hubungan apapun.
Sebelumnya aku juga tidak terlalu mengenal dia, mengetahui namanya saja sudah cukup bagiku. Namun aku pun tidak tau apa sebabnya sehingga akhirnya dia menjadi sesuatu yang tidak dapat dan tidak ingin kulewatkan dalam hidupku.
Aku mengenalnya sekitar satu setengah tahun yang lalu. Malam itu aku menginap di kos baru salah seorang temanku, Mieda yang terletak di tingkat 2 Toko Nabila Lighting yang tepat berada di seberang Fakultas Kehutanan salah satu universitas negeri terbesar di Kalimantan Selatan. Saat asik nongkrong di teras kos, tanpa sengaja aku melihat salah seorang karyawan kos dan sekaligus toko Nabila sedang memparkir motornya di depan toko itu, aku nyeletuk ke Mieda, ”Kakak kos kamu lucu juga…”, dan dengan lancangnya Mieda langsung sms dan ngasih nomor hpku ke kakak kosnya itu yang bahkan dia sendiri belum tau siapa namanya, yang terakhir kuketahui namanya Adi. ^_^
Tidak pernah terpikirkan akan menjalani sebuah hubungan dengannya, walaupun simpang siur aku mendengar kabar dari teman-temannya kalo' dia suka sama aku *geer mode on. Tapi aku bersikap biasa aja bahkan terkesan cuek dan nggak peduli.
Suatu hari, saat itu sedang booming-boomingnya Friendster. Aku menemukan sebuah postingan komentar dari,
Adi Chibunk (nick name Friendsternya Adi)
“Kemana ja nih?? Sombongnya sekarang...” *kurang lebih gitu lah, agak lupa soalnya dah lama banget.
Dengan o'onnya dan tanpa mikir panjang L'fia (nick name Fsku) ngebales dengan marah-marah nggak jelas gitu deh, inilah, itulah, bla... bla... bla... *curang nggak mau nyebutin isi komentarnya,malu banget soalnya, kagak nahaan... :P . Sumpah kata-kata yang aku sent ke dia itu sadis banget, mungkin wajar aja kalo' dia sampe mikir nggak mau kenal sama aku lagi. Cuma orang yang nggak waras aja yang nggak tersinggung dengan postinganku itu *contohnya dia… Dia malah minta maaf... T.T maaf...
Semenjak kejadian itu aku nggak pernah lagi  ngehubungin dia, jangankan sms, negur aja males. *bukannya marah, tapi malu, hehe. Tapi nggak tau kenapa akhir-akhir itu sempat beberapa kali terlintas aku mikirin dia, sempet nyoba nelpon malah, tapi temennya yang ngangkat *ka' Martin. Nggak tau kenapa, aku juga  jadi mulai sewot kalo' denger Mieda yang sering cerita makan barenglah sama Ka' Adi, ngumpul bareng temen-temennya lah, ini lah, itu lah, sebel... Nggak ngerti deh... *mati-matian ngelak, gengsi ngaku, padahal cemburu tuh... hehe.

***

Akhir Yang Menjadi Awal

Suatu hari, kira-kira sekitar bulan April aku denger dari Mieda kalo' Ka' Adi mau pindah kerja ke Batu Licin. *tau dimana, aku juga nggak pernah kesitu, yang jelas masih di wilayah Indonesia koq, belum sampe’ ke Malaysia, hehehe. Sebel banget rasanya selama satu minggu topiknya nggak ganti-ganti, itu melulu yang diomongin Mieda. Lagian kenapa sih dia sok tau banget tentang Ka’ Adi, kenapa juga harus cerita ke aku dan kenapa juga harus denger dari dia, kenapa nggak Ka' Adinya aja yang langsung bilang, jadi panas pengen marah-marah aja rasanya. *nggak nyadar diri, siapa elo yu... wkwkwk.
Malam jelang keberangkatannya, besoknya dia udah nggak ada di Banjarbaru lagi. Berkat hasutan Mieda aku mau juga menghilang dari asrama dan menginap di kosnya, buat malam perpisahan sama Ka' Adi katanya. *what the...?
Aku terus menunggu-menunggu sms atau semacam kabar apapunlah yang langsung kudengar dari Ka' Adi kalo' dia akan pergi, bukan dari Mieda atau siapapun, tapi tetep aja dia nggak ngomong apapun. Padahal malam itu aku sengaja bolak balik naik turun tangga kos. Sampe aku ngambek dan hampir nggak jadi nginep di kos Mieda malam itu, waktu aku mau pulang ke asrama sekolah tempat aku tinggal selama di Banjarbaru, aku dipaksa pamitan dan say good bye ke Ka' Adi sama Mieda. Terpaksa, padahal dalam hati aku semakin sebal dengan yang namanya Adi.
Aku menyalaminya, selama enam bulan kenal itulah pertama kalinya aku bersentuhan dengan Adi. Berkat hasutan mereka berdua *Mieda 'n Ka' Adi, akhirnya aku mengalah dan nggak jadi pulang ke asrama.
Malam itu pertama kalinya aku bicara banyak dengan Ka' Adi, kami membicarakan banyak hal, dengan diiringi sinetron Cinta Fitri dan ring tone smsnya, Five Minutes Bertahan. Hingga malam semakin larut dan waktu untuk berpisah itu semakin dekat...
“Ku coba tuk bertahan,
Dalam kisah ini,
Tak Bisakah sejenak kau jangan pergi...”

***

Memulai Kisah Itu Denganmu... 

Sebulan beranjak sejak kepergiannya dari Banjarbaru, kota dimana kami bertemu dan bepisah. Aku dan Adi semakin dekat walaupun jarak semakin menjauh, dan hal terdodol yang aku lakukan adalah membiarkan hubungan itu menggantung tanpa kejelasan.
Beberapa hari setelah kepulangnya dari Batu Licin, aku, Mieda, Ka' Adi dan salah seorang temannya *Ka' Aulia, jalan bareng di Duta Mall Banjarmasin. Hari itu perasaanku campur aduk, saat makan dan duduk berdekatan dengannya aku dan dia saling diam, hanya sesekali tersenyum melihat tingkah Mieda dan Ka' Aulia yang kayak diserial kartun Tom & Jerry. Sedangkan kami hanya berbicara dengan mengetik obrolan dihandphonenya,
Ay : Kangen...
Ad : Iya sama
Ay : ^_^
*dasar aneh...
Hanya sampai disitu pertemuan hari itu, aku pulang bersama Mieda. Saat itu hujan turun, seperti hatiku yang basah, perasaan itu menetes lagi dan semakin parah, ada apa ini?
Sesampainya di Banjarbaru aku berpikir keras bagaimana cara untuk memperjelas hubungan ini. Sepertinya aku sudah tidak mampu menahan perasaan itu lagi.
Akhirnya dengan sangat nekad, nggak peduli dan tau apa aah... *maluuu... ^_^ . Aku mengalah, atau semuanya ini tidak akan pernah selesai. Ini cuplikan smsnya, kurang lebih seperti ini,
Ay : Boleh nanya ga? Tapi jangan marah ya?
Ad : Iya, nanya apa?
Ay : Ehm... Sebenernya hubungan kita ini apa? *seandainya dulu udah ada lagunya Armada Mau DiBawa Kemana, aku bakalan nyanyi keras-keras, hihihi.
Ad : Ga tau juga, hehe.
Ay : Trus gimana?
Ad : Terserah pian aja...
Ay : Pian maunya gimana?
Ad : Ulun maunya pian jadi cewek ulun...
Ay : Iya ulun mau, hehe.
Dan hari itu adalah 10 Mei 2009 .
[Aku gulung-gulung di lantai inget adegan ini, maluu tau.. ^_~] 
Dalam buku harianku :
*11 Mei 2009
Lagi-lagi sebuah pertemuan berkesan... Dia terasa berbeda, mengapa aku harus membagi hati jika telah terpaut? Atau mungkin aku hanya butuh kepastian?
Aku selalu mengatakan rindu ini berbeda, namun semuanya berlalu begitu saja...
Hanya sedikit dari sekian banyak cinta yang datang dan pergi dalam hidupku yang mampu membuatku merasa rindu ini benar-benar berbeda...
Dia seorang
W****,
dan mungkin juga sekarang adalah Adi...

***

Yang Pernah Ku Lewati, Bersamamu...

*Lupa tanggal berapa, pokoknya sekitar 2 bulan setelah jadian deh.
Hari itu dia menyerahkan sebuah cincin berbentuk daun yang membentuk dua buah hati bertumpuk, jangan pikir ini romantis dulu kayak disinetron-sinetron itu, ini beda… Sama sekali nggak ada romantis-romantisnya. Dia menyerahkan cincin itu yang dibungkus dengan plastik flip yang biasanya dipake buat tempat resep obat dari  dokter dan lagi cincin itu nggak dipakein ke jariku tapi dibiarin aku pake sendiri *dasar nggak inisiatif banget, coba kayak di Cinta Fitri gitu... ^_^

Dua bulan berlalu menjalani hubungan itu, terkadang rasa ragu sesekali masih menelusup dalam hati, apakah benar aku memilihnya ataukah akan seperti yang telah berlalu begitu saja? Aku masih tidak mengerti dengan perasaanku.
Sampai suatu hari terjadi kesalahfahaman, aku bertengkar hebat dengan Adi hingga terucap kata berpisah darinya. Aku tidak mengerti, hanya beberapa hari, namun semua itu cukup membuatku ingin menghilang dari peradaban dunia ini, aku berusaha keras untuk bertahan dan menghindar dari keterpurukan, aku mencoba namun aku tak mampu, air mataku menetes lagi...
Saat itu Adi benar-benar menyiksaku, dia terus mengirim sms-sms yang memberi harapan namun disaat itu juga dia tidak memberikan tanda-tanda akan kembali. Sejak kejadian aku mulai menyadari bahwa aku telah benar-benar memilihnya dan aku menyayanginya.
Di tengah kesedihanku tanpa dia, aku menulis sebuah kalimat permohonan di buku harianku,
“Biarkan aku masuk ke dalam hidupmu,
atau birakanlah aku sama sekali pergi!!!”

Namun masalah itu segera berlalu dan semuanya kembali seperti semula. Aku ingin dia tau bahwa Aku telah bisa menyayanginya...
***
*22 Juli 2009, Ultah Adi ke-20
Kepulangannya kali ini mungkin menjadi yang terakhir, dia tidak kembali lagi ke tempat kerjanya di Batu Licin, dia memilih kembali ke Banjarmasin dan melanjutkan kuliah.
Aku tidak memberikan hadiah apapun untuk ultahnya, bukannya pelit, tapi nggak ada ide mau ngasih apa, dia sudah punya segalanya. Aku hanya mengucapkan sebait do'a dengan tulus dan berjanji akan terus mnyayanginya. *Cieee...

***

Dalam buku harianku:
*14 November 2009, Sweet seventeen-ku
Waktu itu telah tiba,
Hari ini aku lahir kembali menjadi Luthfia Ayu Karina yang lebih baik lagi, Semangaat... ^_^

Terimakasih untuk malam mingguan pertama kita, terima kasih untuk apa yang telah kita jalani selama 6 bulan ini, aku berjanji akan menjaganya, ^_^
Aku menemukan sisi romantis yang tidak wajar dari diri seorang ADI 'n aku suka.
ROMANTIS versi aku dan Adi:
Adi bela-belain nggak masuk kuliah malem demi malam mingguan pertama di malam ultahku, ^_^
Adi menyatakan harapannya terhadap usiaku yang semakin bertambah, di tempat yang tidak wajar, di pinggir jalan sambil ngantri martabak... ^_^
Makan jagung bakar berdua, ciee... sama-sama pake baju coklat... ^_^
Huhuhu first moment, it's so romantic, Love You...

*17 November 2009
Trims dah mau jadi pendamping hidupku, walaupun kita belum tau dimana akhirnya.
Trims atas perubahan ini, aku bahagia dengan apa yang kita jalani selama ini...
Miss You... ^_^
***

*26 November 2009
Berat... Benar-benar berat tapi harus maklum atas keadaan ini. Ga boleh manja, bukan cuma aku yang Idul Adha jauh dari ortu. Semangaat...

*27 November 2009, Jembatan Barito in Love
Gema takbir berkumandang mendamaikan hati yang pilu. Pagi ini aku sendiri, nggak ada Ibu, Papap dan ade-ade... T.T
Gema takbir terus mengalun 'n aku masih sendiri, berharap bertemu bayangan pulang, namun tak kunjung datang. Terus berjuang untuk bertahan, Chayoo...
Meskipun begitu, beruntung aku masih meiliki Adi, Dia ada saat semuanya tiada.
Hari ini dia mengajakku ke Jembatan Barito untuk mengurangi sedikit kesedihanku karena nggak bisa pulkam. Terima kasih untuk hari ini Cinta, Love You...
Jembatan Barito, I'm In Love...^_^
***
*31 Desember 2009
Aku melewati malam tahun baru yang basah karena hujan bersamanya. Terlalu banyak yang telah kita lewati, trims atas kebersamaan kita selama ini...
***
*11 April 2010, H-29 jelang 10 Mei
Akhirnya dapat juga, sepasang cincin buat Aniversary 1st hubungan Ayu ‘n Adi 10 Mei nanti. Membayangkan aku ‘n adi pake’ cincin yang sama, seneeng bgt, terharuu…
Tapi, kok ceweknya yang beli sepasang cincinnya? Dasar Adi emang nggak pernah berubah, nggak romantis… Hehehe…
Jadi nggak sabar nunggu 10 Mei, ^_^

***

Sampai detik ini, saat aku menulis cerita ini dan sampai nanti dia membaca tulisan ini, hubungan itu masih terus mengalir begitu saja, begitu indah dan terjalin semakin erat. Aku semakin mengenali sosok seorang Adi, walaupun mungkin selama ini aku sering kehilangan perhatian darinya karena kesibukan pekerjaan dan kuliahnya, namun aku akan tetap bertahan, aku percaya apa pun yang dia lakukan adalah untukku, untuknya, untuk kami dan untuk hidup kami suatu hari nanti... ^_^

Miss You...



***

Cinta…

Cinta itu tidak buta
Jika ia buta, maka tidak mungkin aku dapat melihat cinta yang ada dalam hatimu

Cinta itu tidak tuli
Jika ia tuli, maka takkan mungkin aku dapat mendengar nyanyian cinta tak bernadamu itu

Cinta itu perasa
Karena itulah aku dapat merasakan deru gelisah jika tanpamu di sini, di dalam hatiku… 

 ***

Adi di Mataku…

Jika karena penampilan mungkin aku tidak akan mencintainya
Dia lebih suka rambut yang acak-acakan,
Nggak pernah pake gel rambut kayak cowok sewajarnya dan dia nggak suka sisiran…

Jika karena materi mungkin aku tidak akan sesayang ini
Dia bukan laki-laki yang kaya harta, dia biasa saja
Tapi dia adalah lelaki yang kaya hatinya

Jika karena waktu dan perhatian mungkin aku tidak pernah memilihnya
Dia itu robot, bukan manusia
Pagi sampe’ sore kerja, malamnya kuliah, nonstop 7 hari seminggu, 30 hari dalam sebulan, saat sakit pun masih menyempatkan untuk pergi kerja, kapan istirahatnya ?

Tapi bukan karena semua itu aku mencintainya…
Karena hatinya dan segala ketulusan yang dia milikilah yang membuatku terus bertahan seperti ini, terus mencintainya…

Adi is everything for me… I Love him…


***

 > the end < 


***

Note:
Adi adalah mantan kekasihku 2 tahun lalu, kami jadian pada Mei tahun 2009 dan putus pada September 2010
karena sesuatu hal. Dia adalah pria yang sangat baik dan ideal sepanjang yang ku kenal, kesalahan waktu itu adalah kesalahan pertama sekaligus terbesarnya, tapi semuanya sudah berlalu, aku sudah memaafkannya, :)
Sekarang sudah 2012, tak pernah lagi kudengar kabarnya, aku yakin dia baik-baik saja dan sedang berbahagia dengan dia yang lain, sepertiku sekarang, berbahagia dengan apa yang kumiliki, :)


Yang Terlupakan




28 Oktober 1928 

Masih ingatkah hari apa itu?

Atau hanya menjadi kenangan yang penuh debu?

Turut terkubur bersama jiwa-jiwa yang telah terbujur kaku


28 Oktober 1928

Masih ingatkah kamu?

Jiwa-jiwa bernama pemuda bersatu

Mengumandangkan sebuah pengakuan

Pengakuan Berbangsa Satu,
Bangsa Indonesia

Pengakuan Bertanah Air Satu,
Tanah Air Indonesia

Dan Berbahasa Satu,
Bahasa Indonesia


28 Oktober 1928

Sudah 84 tahun berlalu

Hari ini hening, nyaris tak ku dengar lagi gaungnya

Kemana larinya semangat persatuan itu?

Sementara yang tersisa hanya ego semata

Kemana larinya kecintaan akan tanah air itu?

Yang terasa hanya kebencian dimana-mana

Kemana larinya kebanggaan akan bahasa yang satu itu?

Jika nyatanya Bahasa Indonesia tak lagi menjadi citra


28 Oktober 1928

Sumpah pemuda

Masihkah menjadi pengakuan yang bergema dalam diri kita pemuda?

Ataukah hanya akan menjadi pajangan yang terlupakan diantara kita?