Cemburulah...



Jika selama ini tiada sesiapapun yang pernah kau cemburui

Maka kali ini cemburulah kepada hujan...

Karena kehadirannya jauh lebih kurindukan dari pada pertemuan kita
Suara derainya yang jauh menyentuh genteng jauh lebih ingin kudengarkan ketimbang nyanyianmu
Dan rintiknya yang men
yentuh jemariku jauh lebih kuinginkan ketimbang genggaman tanganmu...

Cemburulah...
Akhirnya dia datang kepadaku, disini...
Di tanah yang jauh dari pijakmu...


Simpang Gusti, 24 Oktober 2014
12.48 PM


SegelasTerakhir

Ini pertama kalinya aku datang ke tempat ini lagi, sebuah kedai Ice Cream di jalan Tarakan seberang kantor Banjarmasin Post, tempat pertama kali aku melihat senyummu Januari tahun lalu. Selain karena ajakan Kak agus dan beberapa teman untuk bertemu disana, entah keberanian dari mana yang menguatkan untuk melangkahkan kakiku kembali ke tempat yang telah lama kuhindari sejak terakhir kali kita duduk lesehan disana membicarakan tentang perasaan sambil bergenggaman tangan sebelum akhirnya kau pergi tanpa pesan.

Semesta sepertinya sangat menyukai menceritakan hal-hal yang telah lewat kepadaku, juga tentang meja ini. Aku duduk di meja yang sama dengan waktu kita mampir kesana sepulang dari bioskop dulu. Aku seperti melihatmu mengaduk-aduk lemon teamu sambil menceritakan banyak hal. Hey, mengapa tak habis-habisnya kenanganku tentangmu.

Ya, kau memang baru saja kembali, seperti caraku yang mau tak mau kembali ke tempat ini. Tapi tidak ada yang berubah sekalipun aku berusaha memperbaiki keadaan. Sepertinya kali ini aku memang harus menghabiskan tanpa sisa segelas besar minuman yang kupesan, tidak seperti biasanya meninggalkannya dalam keadaan bersisa. Sehingga lain waktu aku bisa datang lagi ke tempat ini dengan sesuatu yang baru, tanpa mengingat pernah meninggalkan apapun disana. Cukup sudah hari-hari panjang yang melelahkan terkurung dalam satu bilik bersama kenangan dan kerinduan.

Aku teringat kata-kataku sendiri ketika menasehati teman-temanku,

"Setampan dan semenakjubkan apapun seorang pria, jika dia tidak memperjuangkanmu maka kau tahu kapan saatnya untuk meninggalkannya"

Ini sudah saatnya untuk meninggalkan semua harapan, melahap habis dan menyerahkan segala kesakitan kepada Tuhan.

Aku akan menemukan lagi orang sepertinya, orang yang sama baiknya, tapi tentu saja juga memperjuangkanku. Ya, aku akan segera menemukan, orang baik yang memperjuangkanku...




Simpang Gusti, 21 Oktober 2014
10.20 PM

Nampang Lagi

Dari kemaren-kemaren heboh banget nyela-nyela di waktu sibuk buat nulis, tapi permintaan Kak Elhami salah satu wartawan Banjarmasin Post yang menghubungiku lewat facebook kali ini sulit untuk ditolak. Soalnya permintaan kali ini bukan wawancara biasa, tentang profil ataupun tulisan buat halte blogger seperti yang pernah kuceritakan dalam postingan Portofolioku, tapi tentang POLITIK! 

Segitu hebohnya karena ini pertama kalinya bakalan ngebacot tentang politik di media cetak, memang sih biasanya juga sering nyap-nyap tentang politik tapi cuma sebatas di media sosial, entah dalam bentuk status, debat atau diskusi terbuka. 

Tapi OMG helloooo... Seorang mahasiswa pendidikan Matematika yang suka nyastra ngomongin politik? Ajaib! Sebenarnya takut salah ngomong juga, masalahnya aku bukan orang politik, hanya penikmat dari kejauhan aja, kan banyak tuh pembaca dari berbagai kalangan yang lebih ngerti politik ketimbang aku, tapi whatever lah, anggap aja ini salah satu dari proses berkembang :D

Alhasil foto ala princess yang sok cool nampang segede gaban bahkan lebih besar daripada tulisannya sendiri bersama tulisan sok politik di halaman 19 di Banjarmasin Post media cetak terbesar se-Kalsel-teng. Ini dia penampakannya : 







Sisi lain dari kegiatan nampang kali ini, kawan-kawan masih banyak yang spechless dengan pertanyaan "Kok bisaaa ya kamu sempet-sempetnya update politik?" atau "Kamu nampang lagi di BPost?" atau lagi "Kamu tu nggak kayak anak matematika deh!" dan masih banyak lagi komentar yang semakin buat aku ngerasa krisis identitas haha! Media sosial juga makin rame aja, entah itu yang menambahkan pertemanan di facebook, follow twitter ataupun di Path, ciyeee ngartis... Tapi tetap aja jomblo! (--")


Simpang Gusti, 10 Oktober 2014
2.36 PM

Selamat Malam Minggu



Aku ada disini lagi seperti Sabtu-sabtu malam yang telah lewat.
Duduk bersama laptopku di sofa merah di balik dinding kaca no smoking area memesan menu yang sama seperti terakhir kali kita duduk bersama disini pada Juli tahun lalu.


Disini, aku masih berusaha sekuat tenaga menampar hatiku sendiri untuk bangun dan menyadari bahwa telah lama kau sudah tak disini, tak disampingku dengan segelas lemon tea favoritmu lagi…

Selamat malam kamu, selamat malam minggu


TSar Café, 11 Oktober 2014
9.12 PM

By Your Side


“If the world makes you confused                  
And your senses you seem to lose
If the storm doesn't wanna diffuse
And you just don't know what to do
Look around I am here
Doesn't count far or near
I'm by your side…”

Ada badai menghebat dalam dada kiriku setiap mendengar lagu itu, gelombang ritmenya menyebabkan kinerja otak berada di ambang batas waras seiring lelah dan dingin yang menyergap lewat tengah malam tadi. Ada keganjilan yang tertahan dan menekan untuk segera diluapkan. Entah energi darimana yang membuatku akhirnya mengirimkan pesan ke kontak whatsappmu, satu-satunya media yang masih menghubungkanku kepadamu. Setelah sekian lama kita saling memblokir segala akses yang dapat menyebabkan ketidaktahudirian perasaanku akanmu.