KERESAHAN


Aku khawatir pada akhirnya di kehidupan ini kedamaian dan ketentraman yang berasal dari persahabatan dengan keberagaman dan perbedaan akan menjadi sesuatu hal yang langka dan mahal harganya.
Memang salah satu resiko negara berkembang yang diserbu gencarnya perkembangan teknologi ya informasi yang entah benar dan salah bebas beredar tanpa filter tanpa diiringi kemampuan menyaring keakuratan informasi dengan benar, serta kebebasan mengeluarkan pendapat yang menjadi 'tidak biasa', bablas, seenaknya, tidak tau aturan. Ketika aturan ditetapkan terkait hal itu akan dikomentari sebagai hal yang mengunci kebebasan bersuara, serba salah, memang netizen akan selalu merasa benar dengan segala cuitan media sosialnya.
Hey,
Kalian capek nggak sih? Atau aku saja yang merasa sangat lelah dengan kegaduhan ini? Meski bukan tentang aku, tapi aku sakit melihat prasangka buruk, mulut dan jempol kalian ringan sekali mengeluarkan kata-kata kasar dan menyebarkan berita dari situs-situs tidak kredibel.
Media sosial jadi bukan tempat yang nyaman untuk merefresh pikiran, justru menjadi tempat paling banyak bersarangnya penyakit hati. Seketika aku rindu masa-masa dimana Facebook isinya seputar kegalauan kuliah, putus cinta, kasmaran dan hal-hal receh lainnya, masa dimana twitter jadi sarang para selebtwit melucu, twitwar hal-hal lucu dan menyenangkan lainnya, dimana instagram hanya menjadi tempat berjualan, foto-foto kemesraan pasangan, postingan makanan, mempresentasikan karya dan foto-foto indah lainnya, bukan media sosial yang penuh dengan berita hoax dan meme-meme menjatuhkan satu dengan yang lainnya. Sekarang selebtwit yang asik sudah jarang ngetwit atau beralih ngetwit politik, timelineku bikin resah.
Aku tidak berbicara atau bersuara bukan berarti aku tidak berani, tapi ada hal yang jauh lebih penting dari itu. Berbeda pandangan soal biasa, yang tidak biasa adalah melihat api kebencian nyala di mata dan di mulut orang-orang yang dekat, aku anggap kawan, saudara dan keluarga, sangat mengerikan, bahkan rasanya sampai sulit meyakinkan diri apa iya ini mereka yang aku kenal dulu?
Berdebat dengan orang yang terlanjur cinta dan terlanjur benci itu adalah hal yang melelahkan, semuanya jadi serba benar baginya dan serba salah bagi yang lainnya, akhirnya semuanya jadi hal yang tidak ada titik temu, jadi perbuatan dan omong kosong yang sia-sia, dan kesia-siaan itu adalah bagian dari godaan syetan.
Saat ini DIAM adalah momen paling emas bagiku. Walau katanya kalau yang waras diam maka orang gila akan besar kepala, tapi keadaan sekarang tidak membuatku yakin apakah aku tegrolong orang yang waras atau tidak. Lebih baik kita sama-sama tidak tahu pandangan politik masing-masing atau kita tahu tapi sama-sama diam. Pertemanan kita dan persahabatan kita tumbuh jauh lebih lama dari pada pandangan politik kita, ada banyak hal yang jauh lebih penting dari pada sekedar membesarkan bacot untuk meyakinkan siapa yang benar dan siapa yang salah.
Hari-hari ini menjadikanku lebih sadar untuk semakin menjadi kutu buku, banyak belajar, tidak membuang-buang waktu dan membandingkan satu pemikiran dan pemikiran lain, mengutamakan rasionalistas dan membuka hatiku dengan baik agar hikmah kebanaran ilmu Allah mudah masuk menjadi penyejuk di dalamnya.
Jika orang pintar saja bisa menjadi bodoh karena kebenciannya, apalagi orang yang bodoh. Lebih baik waktu dan biaya yang dihabiskan untuk perbuatan yang sia-sia dipakai untuk belajar lebih dalam, nongkrong di perpustakaan, kursus atau ikut seminar dan hal yang mendorong kepada ilmu pengetahuan yang bersumber jelas, agar tidak mudah nyinyir kepada pemerintah,seolah-olah di dunia ini segala keburukan yang terjadi berasal dari Pemerintah dan Presiden.
(*PS: Jadi teringat kemaren ada yang nulis status terkait inflasi dan nyinyirin Presiden, maaf mas inflasi itu terjadi di seluruh dunia, inflasti salah satu indikator kesehatan pertumbuhan ekonomi, kalau tidak terjadi inflasi maka daya produksi akan menurun, kalau inflasi ketinggian maka daya beli yang menurun, dan itu bukan salah Presiden *emot ketawa sambil berair mata*)
Ini hanyalah unek-unek manusia biasa yang apalah-apalah belaka, netizen jangan dikomentarin galak-galak ya, apalagi para haters please jangan sampai masukin ini ke akun gosip instagram juga ya, aku belum siap tenar, wkwk
.
APA YANG AKU YAKINI TIDAK SELALU BENAR, DEMIKIAN JUGA KAU, KEBENARAN MUTLAK HANYA MILIK ALLAH. STOP HUJAT SANA SINI DEMI MENCARI SIAPA YANG PALING BENAR. MARI KEMBALI KE TITIK AWAL, AKU KANGEN KITA YANG DULU, KAU DAN AKU, KITA KAWAN BAIK YANG BISA HIDUP BERSAMA-SAMA BERDAMPINGAN MESKI BERBEDA PANDANGAN, SUKU, RAS, AGAMA DAN HAL-HAL YANG BERBEDA LAINNYA.



Ketika sangat resah,
Condong Catur, 12 Mei 2017
11.25







0 komentar:

Posting Komentar