Metode Nggak Penting


Ngomong-ngomong soal metode nih, jadi ceritanya liburan semester genap kali ini aku terjebak dalam kuliah semester pendek yang mau nggak mau harus aku ambil kalau mau jalan lulus agak lempeng, *oke abaikan pembahasan masalah lulus, ( - _- )

Salah satu mata kuliah yang aku ulang di semester pendek ini adalah Metode Numerik. Metode numerik ini mata kuliah yang pembahasannya mengenai Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linier serta Interpolasi dengan menggunakan berbagai metode. Tahun lalu aku dapat nilai nanggung D+, karena gagal di UTS, :|

Hari ini ujian tengah semester pendek mata kuliah Metode Numerik pukul 7.30. Parahnya sejak kemaren aku belum belajar sama sekali dan tadi malam aku baru balik ke kos sekitar pukul 10 malam setelah acara buka puasa bersama Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (Himaptika) dan dilanjutkan dengan membesuk ayah dari salah satu pengurus Himaptika yang mengalami pendarahan otak di RSUD Ulin *Pray for Mujahid’s Dad*.

Karena nggak mau ngulang mata kuliah ini untuk ke sekian kalinya mau nggak mau aku harus tetap belajar walaupun mulai bosan dan mata udah tinggal beberapa watt. Sebenarnya aku lumayan ngerti sama materi-materi mata kuliah ini, cuma tinggal pemantapannya aja, tapi tetep aja, khilaf satu tahapan aja dalam penyelesaiannya bakalan salah sampai seterusnya, jadi mesti waspada dan siap sedia!

Jadi ceritanya ditengah kebosanan yang melanda (*cieeeh bahasanya) tadi malam aku terlibat obrolan nggak jelas tengah malam di wechat dengan lawan bicara yang juga sama nggak jelasnya. Tiba-tiba aku kepikiran dan ku bilang ke Iwan, dari sekian banyak metode yang aku pelajari entah kenapa nggak satu nama metode pun yang aku kenal dan pernah ketemu pemiliknya. Metode Jacobi, Gauss-Seidel, Newton-Raphson, Secant dan lain-lain lah pokoknya, siapa sih mereka? Kenapa aku harus belajar mengenai metode yang aku nggak kenal orangnya dan untuk apa? Kenapa namanya nggak Metode Luthfia, Metode Ayu atau Metode Karina, kan terdengan lebih cantik, atau Metode apa gitu yang orangnya aku kenal :| *balada mahasiswa sastra yang nyasar ke matematika*

Kata Iwan, memangnya kalau kamu buat Metode isinya apaan? Metode Luthfia, metode yang mempelajari seputar kasus PHP (baca: Pemberi Harapan Palsu) dan move on? Atau Metode Azwar, metode yang membahas mengenai bagaimana cara mendapatkan beasiswa tanpa ketahuan mama? Ada lagi metode Nieko yang membahas seputar penyelesaian kasus Patah Hati, tambah Metode Suci yang membahas mengenai bagaimana cara mendramatisasi masalah dan dengan pedenya Iwan bilang cuma Metodenya yang pantes buat dipelajari : Metode mendapatkan pacar yang cantik-cantik walau tampang pas-pasan, what the?! (- _ -)

Dan gara-gara bahas metode-metode nggak penting itu aku cuma tidur 2 jam sebelum sahur dan ketiduran lagi habis sahur, telat shalat subuh dan telat berangkat ujian ke kampus, :|

Walaupun Iwan bilang metodenya yang paling efektif buat dipelajarin, sumpah tetep aja setelah kupikirkan secara mendalam nggak satu metode pun yang penting buat dipelajarin, metodenya sesat. Tiba-tiba aku bersyukur karena aku belajar tentang Metode Jacobi, Gauss-Seidel, Newton-Raphson, Secant dan lain-lain, sekalipun aku nggak kenal sama orangnya, karena paling nggak dalam aplikasinya aku mesti pakai kalkulator scientific yang nggak semua orang ngerti dan aku berasa keren, yeaaay!! *apaan coba?*

Seandainya tadi malam aku lebih memilih belajar Metode Azwar, Metode Nieko, Metode Suci, Metode Luthfia, Metode Iwan dan metode-metode lain yang nggak penting mungkin ujianku hari ini nggak bakal seSUKSES hari ini, yuhuuu!!! Berkah tiada tara karena Allah menciptakan Metode Jacobi, Gauss-Seidel, Newton-Raphson, Secant dan bukan metode aneh lainnya, thanks God :*

Pikiran tenang, hati sudah lapang, saatnya bobo siaaaang walaupun perut keroncongan karena cuma sahur mie instan. Sekian dari saya, selamat siaaang *kecup basah*


0 komentar:

Posting Komentar