“Kau tidak ingin mengucapkan sesuatu
untukku?”
“Tentang?”
“Tentang apa saja :)”
Itu sepotong percakapan kita di salah satu status facebookku tadi malam.
***
Adalah kebodohan ketika aku tidak menyadari
hari jadi salah satu sahabat terbaikku sendiri. Aku sama sekali tidak menangkap
maksud bahwa kau menagih sesuatu lewat kalimat itu semalam, emot senyum di
ujung kalimatmu itu memang terasa janggal, tapi aku tetap tidak menyadari
apapun.
Ah, aku terlalu sibuk dengan diri
sendiri, maafkan aku, :')
Selamat hari jadi yang ke 22,
teriring syukur dan banyak doa untukmu. Aku lupa bagaimana pertama kali aku
bisa bertemu dan bagaimana caraku mengenal seseorang sepertimu. Tapi setiap
mengingatmu, aku selalu berada pada syukurku yang tiada tara karena Tuhan
memberikan kesempatan dalam hidupku untuk memiliki seseorang yang ‘tidak
biasa’, luar biasa unik, dan istimewa sepertimu. Aku merapal doa dalam sujudku
dan menyelipkan namamu dalam setiap doaku, semoga Tuhan selalu menjagamu,
karena aku, waktuku, kesempatanku tidak selalu bisa bersamamu sekalipun aku mau
setiap waktuku menjadi bagian darimu.
Aku tidak tahu harus melakukan apa
untukmu seperti selayaknya seorang sahabat kepada sahabatnya di hari ulang tahunnya,
aku bahkan tidak tahu warna favoritmu apa. Yang ku tahu hanya sebatas lagu
Radio-nya Sheila On 7 yang kau suka, selebihnya tentang sajak-sajakmu yang
kusuka, yang setiap membacanya aku selalu mencuri bahagia dan turut larut di
dalamnya.
Jika mungkin, aku ingin menghadiahimu
sebuah senja yang indah entah di belahan bumi sebelah mana yang kau belum
pernah menemuinya dalam petualanganmu, dengan lantunan lagu-lagu yang sangat
kita suka dan menyanyikannya bersama, kemudian membuat sajak paling indah di
dunia yang menceritakan tentang kita, tentang aku yang banyak bicara, tentang
kamu yang unik luar biasa, tentang kebersamaan kita yang katanya seperti naskah
drama, bahwa kita akan tetap sahabat setia walau tanpa keadaan dan waktu yang
selalu membuat kita berada di tempat yang sama.
Sekali lagi selamat hari jadi, aku
selalu bersyukur memilikimu, menjadi bagian darimu bagaimanapun keadaanmu,
tetaplah selalu tampak kuat, berani, penuh semangat juga rasa cinta seperti
yang aku selalu lihat di balik tubuh mungilmu itu. Aku ada walau waktuku
untukmu semu.
Kamu salah satu yang teristimewa, aku
tidak bisa mengertimu, tapi aku sayang kamu selalu… (Inikan kalimat yang kamu mau dengar aku mengulanginya berkali-kali
malam itu? :) )
2 komentar:
waah kak Luthfia ayu temennya kakak sutradara eh kak dirga ternyata..
aku baru tau kak dirga ini pas mereka ada pementasan monolog di aula hasan bondan sabtu kemaren kak.. dan di twitter himasindo rame bahas sutradaranya, jadi sempat tweet-tweetan juga.
btw, aku yang masuk koran sama-sama kaka juga dulu tentang blogger cewek ka :D
salam kenal kaka
Hehee, iyaa... Kenal dia juga ya ternyata, dunia memang sempit, kita cuma bolak balik di jalan yang sama dan kemudian pada suatu hari dipertemukan entah dipersimpangan jalan yang mana, :)
Iya aku ingat, salam kenal balik ya, :)
Posting Komentar