Bicara soal cinta, tentu banyak hal menarik yang dapat
diceritakan. Cerita bahagia, sedih, patah hati dan lain sebagainya. Bagaimana
seseorang bertemu dan mengenal seseorang lainnya, bagaimana mereka tertarik,
jatuh cinta dan merasa nyaman saat dekat, kemudian memutuskan untuk bersama.
Setelah sekian lama mulai merasakan perubahan terjadi pertengkaran, perpisahan,
patah hati dan datang kembali cinta yang baru, kurang lebih demikianlah
siklusnya.
Lantas aku harus bercerita tentang apa? Akupun pernah menjadi
bagian dari siklus itu, berkali-kali. Tak satupun cerita dari siklus itu yang
berujung bahagia, yang ada hanya rangkaian hubungan satu berpindah ke hubungan
lainnya yang tak kunjung terhenti. Berkali-kali aku mencoba dan kemudian patah
hati. Ya, pacaran itu adalah candu, beralih dari hati satu ke hati lainnya
mencari pelarian dan pencarian rasa aman lalu kemudian patah hati, merasa luka
dan sakit tapi malah tidak ingin berhenti, terus mencari, mengulang, terhenti,
mencari lagi begitu seterusnya, andai dapat mengulang waktu aku lebih memilih
tidak pernah mengenal pacaran, candu itu begitu kuat, aku belum mampu sembuh
bahkan sampai sekarang sekalipun sudah berkurang, terlanjur terjerat, tapi
bukan tak ingin terbebas.
Aku mengenal cinta di usia yang terlalu muda, kelas 2 SMP, oke
silakan cemo’oh aku, tapi inilah kenyataannya. Sungguh aku menyesali, andai aku
dapat kembali, memperbaiki, tapi ya sudahlah… Kupikir tak ada gunanya
berlarut-larut tenggelam dalam penyesalan, toh hari depan masih banyak yang
harus dihadapi dengan pikiran positif.
Jangan ditanya berapa banyak hubungan yang pernah aku jalani, aku
takkan mampu mengatakannya. Tapi yang jelas semua hal tentang cinta pernah aku
rasakan, dari meninggalkan seseorang demi seseorang lainnya, diselingkuhi
setelah menjalin hubungan selama 1,5 tahun, ditinggal menikah setelah menjalin
hubungan selama 11 bulan, dekat dengan seseorang yang sudah dimiliki seseorang
hingga ditinggal menikah lagi, yang baru-baru ini aku memutuskan untuk berpisah
setelah bersama kurang lebih 1,3 tahun karena aku merasa bahwa hubungan yang
kami jalani sudah tidak nyaman untuk dilanjutkan lagi, dan lain sebagainya.
Banggakah aku?? Tidak! Sama sekali tidak! Sekali lagi kutegaskan, AKU
MENYESAL!! Ya, aku menyesal sudah pernah masuk dalam lingkaran ini. Saran untuk
yang masih pure belum pernah pacaran, jangan mencoba!
Tidak cuma itu, akupun pernah mengalami bagaimana mengagumi
seseorang dalam waktu yang lama tanpa pernah bisa bersama. Kurang lebih 2 tahun
sudah. Ku kira dia pun tau perasaanku, tapi dia tidak akan pernah mengerti. Ini
hanya sekian dari banyak cerita yang kupunya.
Lalu apa sebenarnya yang kuharapkan dari sebuah hubungan? Hmmm…
dari cinta? Seseorang seperti apakah yang akan kujadikan pelabuhan terakhir?
Entahlah…
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering sekali menggangguku dan
aku agak sulit untuk menjawabnya.
Yang kuharapkan dari sebuah hubungan tentu saja pernikahan.
Pernikahan bagiku adalah tempat perwujudan segala mimpi yang tidak dapat
diwujudkan saat sendiri. Menjalani hidup dengan seseorang yang dapat memahami
aku dengan baik dan dapat kupahami dengan baik. Aku hanya menginginkan
pernikahan satu kali seumur hidup, itulah mengapa aku berpikir tidak masalah
sekalipun sudah berpacaran bertahun-tahun kemudian putus, itu lebih baik
daripada sepanjang sisa hidup menjalani dengan orang yang tidak tepat. Mungkin
dangkal sekali pandanganku tentang pernikahan, tapi inilah aku.
Bicara soal seseorang yang kuinginkan sebagai pelabuhan terakhir
tentu bicara soal kriteria. Entahlah, sebenarnya banyak orang mematokkan
beberapa kriteria ketika memilih pasangan namun pada akhirnya dia malah merasa
nyaman menjalani dengan seseorang yang tidak termasuk dalam kriterianya. Ya,
kita mendapatkan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita mau.
Kalau harus tetap bicara tentang seseorang seperti apa yang
kuinginkan menemani sisa hidupku nanti, aku akan bilang bahwa aku menginginkan
seseorang yang mencintai Allah dan agama kami lebih dari pada dia mencintaiku,
seseorang yang dapat terus mendampingiku di jalan Allah dan meluruskan kembali
jalanku ketika aku mulai kehilangan arah. Itu yang utama. Lalu, aku
menginginkan seseorang yang mapan, paling tidak calon mapan. Kenapa mapan?
Matrealistiskah aku? Iya, tidak munafik, aku butuh seseorang yang dapat
membantuku mewujudkan mimpi-mimpi yang tidak dapat kulakukan sendiri.
Kemudian, seseorang yang dewasa melebihi aku. Dewasa dalam
berpikir, dewasa dalam bersikap dan lain sebagainya. Agar dia bisa ngemong aku yang seperti ini. Itulah
sebab kenapa selama ini aku jarang menjalani hubungan dengan orang yang
seumuran atau di bawah umur.
Yang paling penting lagi aku menginginkan seseorang yang lembut
namun tetap tegas. Aku paling tidak suka pria sensitif, pemarah dan kasar. Aku
tidak suka dibentak, aku tidak suka dipukul. Aku tidak mengharapkan terjadi
KDRT dalam pernikahanku dan aku tidak akan pernah rela jika nanti anak-anakku
jadi pelampiasan amarah Ayahnya. Aku menginginkan hidup dengan seseorang yang
pandai dalam menghadapi kemarahan, seseorang yang tau bagaimana cara yang baik
dalam mengungkapkan kemarahan. Menurutku orang yang tidak dapat mengendalikan
perkataan dan perbuatan di saat marah adalah orang yang tidak berTuhan,
bukankah Allah dan Rasulullah sudah pernah menunjukkan bagaimana cara bersikap di
saat marah?? Maaf jika ini salah, hanya persepsiku saja.
Karena pernikahan bukan hanya antara dua orang saja, namun juga
antara dua keluarga, aku mengaharapkan seseorang yang bisa berhubungan baik
dengan keluargaku, akrab dan hangat dengan adik-adikku. Selama ini ketika
aku serius dengan seseorang, aku akan mengajak seseorang itu bertemu dengan
keluargaku, pada saat itu sebenarnya aku sedang melihat bagaimana cara dia
bersikap dengan keluargaku.
Aku mengingkan seseorang yang dapat membuatku berhenti, merasa
cukup dengan hanya memiliki dia. Seseorang yang dapat menyederhanakan duniaku
yang bebas, luas tanpa batas. Seseorang yang dapat mengingatkanku tentang
hidup, tentang masa depan, tentang pencapaian, tentu saja dengan cara yang
baik.
Tambahan lainnya, aku menyukai seseorang pria yang tidak suka
hura-hura, lebih suka menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang berguna
daripada sekedar nongkrong-nongkrong nggak jelas. Aku menyukai seorang pria yang
aktif, mempunyai hubungan sosial sesama manusia yang baik. Berpengetahuan luas,
bisa main alat musik terutama gitar, suka olah raga. Aku akan senang sekali
jika nanti anak-anakku dapat menghabiskan waktu bersama ayahnya di toko buku,
perpustakaan, studio musik atau di lapangan olah raga. Lalu pada saat suntuk,
sedih, jenuh dan santai kami dapat menyanyi bersama, so sweeeeeet!!!
Tidak perlu tampan, cukup teduh saat dipandang, selalu tampak
rapi, bersih dan teratur. Juga tidak Poligami, :D
Ya, kurang lebih demikianlah seseorang yang kuinginkan menjadi
pendamping hidupku. Banyak dan ribet sekali memang dan terkesan agak
berlebihan. Mungkin setelah ini pria-pria yang membaca postingan ini akan jatuh
mentalnya atau marah-marah nggak jelas, hahaa Maaaaf… Maklum laah khayalan anak
perawan, ahahahaaa Tapi kembali lagi, banyak orang mematokkan beberapa kriteria
ketika memilih pasangan namun pada akhirnya dia malah merasa nyaman menjalani
dengan seseorang yang tidak termasuk dalam kriterianya. Ya, kita mendapatkan
apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita mau. Jadi, tidak semua kriteria
harus dipenuhi, dan tidak mutlak suatu hari nanti aku kan bersama seseorang
seperti yang ku impikan, Allah yang mengatur semua, ):
Hehe, aku berasa alay sekali waktu memposting tulisan ini, tapi
aku menikmatinya, tak apa lah, yang nggak suka nggak usah koment dan nggak usah
di baca aja yaa, ):
HAPPY
BIRTHDAY 20TH LUTHFIA AYU KARINA
14 NOVEMBER
1992 – 14 NOVEMBER 2012
2 komentar:
hahaha asek asek ..
bsa d jdikan sinetron tu yu ae
Sinetron bubuhan alay, hahaaaa
Posting Komentar