Di Lorong Kampus










Di lorong kampus...

 
Bahasa langit menjadi pelipur duka pagi ini

Masih ku hirup wangi bangkai dari setumpuk kenangan

Ku hirup dalam-dalam, kunikmati dan mulai terbiasa

Terbiasa pada luka yang tak kusuka


Di lorong kampus...


Kulengkapi luka menganga dengan meminta senyummu pagi ini

Kau masih seperti biasa, mengutukku dengan diam

Membiarkan lelehan darah kerinduanku mengotori kemejamu

Menjadikan remah-remah luka koyak berguguran di hadapanmu

Dan menyaksikan diriku merapuh dalam desahan keluhku akan waktu


Di lorong kampus...


Masih seperti biasa

Pada hari rabu dan jum’at

5 hari dalam seminggu aku berusaha lupa

2 hari sisanya aku menjadi pendosa

Meminjammu sesaat dari wanita yang kau cinta…