Terimakasih Yang Sederhana #2


Senja telah redup, membawa lari senyumku

Malam telah beranjak, merebut damaiku, menyisakan takut yang tak sederhana

Tak cuma malam ini, bahkan malam kemarin, mungkin juga malam besok, dan seterusnya

Kemarin aku menunggu pagi, bukan untuk cahaya, ataupun kehangatan

Tapi menunggu kabut menyelimuti hatiku, dan embun membekukannya

Hingga tak ada lagi yang berani menyentuh bahkan membuatnya luka

Kemarinnya lagi aku buru-buru mengusir malam, karena aku kegelapan…

Aku hanya mengenal mentari, yang kunikmati dengan hampa

Aku berpegang pada bulan, tapi ia mecampakkanku dalam gelap

Saat itu aku terjatuh, rasa sakitnya seperti akan membuatku mati

Tapi malam itu bintang jatuh dihadapanku, mengulurkan tangannya dalam cahaya yang tak pernah kusadari

Kecil saja, tapi ia tak pernah mebiarkan aku sendiri tersesat dalam gelap

Awalnya aku ragu, kemudian mencoba membiarkannya dalam diam

Perlahan aku mendekapnya, lebih erat dan tak ingin melepasnya

Banyak hal yang tak terungkap dalam kata, tapi percayalah akan cinta

Terimakasih untukmu yang telah bercahaya untukku, disana…

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar