skip to main |
skip to sidebar
Senja telah redup, membawa lari senyumku
Malam telah beranjak, merebut damaiku, menyisakan takut yang
tak sederhana
Tak cuma malam ini, bahkan malam kemarin, mungkin juga malam
besok, dan seterusnya
Kemarin aku menunggu pagi, bukan untuk cahaya, ataupun kehangatan
Tapi menunggu kabut menyelimuti hatiku, dan embun
membekukannya
Hingga tak ada lagi yang berani menyentuh bahkan membuatnya
luka
Kemarinnya lagi aku buru-buru mengusir malam, karena aku
kegelapan…
Aku hanya mengenal mentari, yang kunikmati dengan hampa
Aku berpegang pada bulan, tapi ia mecampakkanku dalam gelap
Saat itu aku terjatuh, rasa sakitnya seperti akan membuatku
mati
Tapi malam itu bintang jatuh dihadapanku, mengulurkan
tangannya dalam cahaya yang tak pernah kusadari
Kecil saja, tapi ia tak pernah mebiarkan aku sendiri
tersesat dalam gelap
Awalnya aku ragu, kemudian mencoba membiarkannya dalam diam
Perlahan aku mendekapnya, lebih erat dan tak ingin
melepasnya
Banyak hal yang tak terungkap dalam kata, tapi percayalah
akan cinta
Terimakasih untukmu yang telah bercahaya untukku, disana…
0 komentar:
Posting Komentar