Ingin Kembali



Mendung masih luruh di perempataan bulan Februari ini. Terlalu banyak hal terjadi, terlalu banyak cerita yang tak teryakini dan sudah terlalu banyak yang tersakiti. 


Musim ini terasa lebih lama dari biasa, langit keruh menyimpan dendam, hujan yang turun saban hari tak lagi menjanjikan pelangi.
Aku masih berharap dapat mencuri pelangi dari sudut rimba kelabu yang diguyurkan hujan tanpa permisi.  


Tempat ini seperti biasa, riuh renyah menyapa, keramaian ini dusta, kebahagiaan ini hampa. 


Perjalanan ini terlalu panjang, terlalu banyak bersimpang, ujungnya kemana sama sekali tak lagi terbayang.


Milyaran waktu, jutaan jarak, masih terus menantang, memintaku memainkan banyak peran. Banyak laku dengan ragam cerita dalam setiap adegan yang kumainkan seakan aku baik-baik saja. Banyak bahasa kutempa dalam setiap kata yang terkata seakan aku selalu berbahagia. Banyak jejak kutinggalkan dalam setiap yang mereka pinta seakan aku masih kuat bertahan. Berporos dari sandiwara satu ke sandiwara lainnya, berpaling dari panggung satu ke panggung lainnya. 


Siapa yang sangka bahwa sebenarnya yang bergerak hanya raga, dalamnya sudah terlalu lama hampa, pura-pura. Semakin lama semakin hampa, semakin banyak berkata semakin banyak dusta, semakin banyak melangkah semakin banyak lelah, semakin banyak luka semakin banyak juga derita.


Tuhan tolong… 

Lelah sekali seperti ini


Tuhan tolong…

Menyedihkan sekali disini


Tuhan tolong…

Aku lupa jalan kembali


Tuhan tolong…

Kemana hatiku pergi?


Tuhan tolong…

Kemana aku harus kembali?


Tuhan tolong…

Segera usaikan ini 


Tuhan tolong…

Kehatinya aku ingin kembali…




 "Telah letih langkahku dan terasa berat. Cukup banyak kesalahan kubuat. Di mimpiku kudengar bunyi suaramu, yang memanggilku pulang ke dalam hatimu. Karena hanyalah hatimu, rumah terindah..." 
(Shera – Pulang ke Hatimu)

1 komentar:

Mursalin Arlong mengatakan...

Ciyee..Galauuuuu

Posting Komentar