(Sedang) Bermanja Kepada Tuhan

Ada banyak hal yang mengganguku belakangan ini, hari-hari kulewati dengan kesulitan bernafas, bergumpal lelah menggelembung semakin menyesakkan yang kapan saja bisa meledakkan dada, setiap hari kepala berdenyut-denyut tanpa toleransi pada warasku yang kian terkikis. 

Benar apa yang dibilang Mas bangkit saat ulang tahunku yang ke 20 lalu
"Usia duapuluhan itu memang masa yang paling krusial, tumpukkan masalah bisa datang kapan saja tanpa konfirmasi dulu dan kamu perlu lebih bijaksana untuk tidak mudah tertekan melewati itu".

Sebegitu percayanya Tuhan pada kemampuanku bertahan setiap waktu ujiannya semakin terasa berat kuhadapi. Dia Maha Tahu, aku mampu menghadapi melebihi persepsi mentalku sendiri. Tapi kali ini entah, sekalipun ada tabah dan kekuatan, itupun mulai menipis stoknya dalam diri, beruntungnya rasa syukur dan kepercayaan diri terhadap Tuhan masih mampu bertahan. 

Entah apa lagi rencana Tuhan berikutnya, pernah berkali-kali aku merasa tidak mampu melewati ujian yang datang, toh pada akhirnya semua berhasil aku lalui entah itu dengan baik atau tidak, memang dalam hidup seperti di sekolah, kalau ingin naik tingkat ya harus melewati ujian dulu. 

Hidup ini juga seperti sedang berada di cafe, kita tidak pernah tahu akan mendengar lagu apa yang putar pemilik cafe, lagu yang kita suka ataupun tidak toh pada akhirnya kita tetap akan mendengarkan dan menikmati lagu itu sampai habis.

Kali ini aku sedang ingin bermanja kepada-Mu Tuhan, Tuhan sekarang pecintamu yang bernama Luthfia ini benar-benar merasa kelelahan untuk bertahan sendirian, tak ada pelukan yang bisa dipinjam karena tidak ingin turut merapuhkan orang-orang yang bertumpu kepadaku. Yang Maha Cinta, lapangkan yang menyesakkan ini, mohon lancarkan apa yang selalu dipendam ibundaku dalam do'a, lancarkan apa yang selalu kuraikan bersama airmata di sujud terakhirku, sayangi kedua orangtuaku sebagaimana mereka berbuat baik kepadaku dan adik-adikku, jangan hukum mereka karena kesalahan mereka di masa lalu, jangan hukum mereka karena kesalahan kami anak-anaknya.

Mohon Tuhan kali ini izinkan aku bermanja kepada-Mu, berikan waktu istirahat kepadaku untuk mengambil jeda, jangankan tertawa bahkan tersenyumpun aku hampir lupa rasanya. Yang Maha Penyayang, apapun itu, keyakinanku tak pernah surut kepadamu, Engkau berdasarkan prasangka hamba-Mu kepada-Mu, apalabila prasangka itu baik maka baik pulalah Engkau kepadanya dan aku percaya, Engkau Maha Tahu sampai mana batasku. Mohon Tuhan, beri jeda untukku, jeda untuk mengendurkan urat tegang di leherku yang bisa datang kapan saja mengundang sakit kepala dan berdebar-debar di dada.

Tuhan terimakasih lewat ayat-ayat-Mu pencerahan itu Engkau berikan kepadaku, semoga aku lebih kuat karena memahaminya.


"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata:Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah’ (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)" (QS. At-taubah : 59)


"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal". (QS. At-Taubah : 51)


"... Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat." - (QS. Al Furqan : 20)




*Lagi cengeng
Alalak Utara, 4 Juli 2014
11.42

0 komentar:

Posting Komentar