Random





Mungkin benar katamu, aku sedang terlalu bahagia makanya sulit untuk membuat tulisan, tapi aku juga tidak ingin menjadikanmu alasan untuk tulisan-tulisan sedihku yang mendayu-dayu. Jika ada bait tulisanku yang sayu dan kuyu, maka kaulah semestinya pelipurku. Aku tidak pernah kehabisan alasan untuk bahagia denganmu, sedih-sedih kecil yang hadir anggaplah hanya jamuan takdir sewajarnya karena kita manusia milik-Nya. Jadi biar kau jadi alasan tulisanku yang bahagia-bahagia saja. 

Mereka bilang kita kasmaran. Memang kasmaran karena masih 6 bulan tampak di mata awam, bagiku yang merasakan, ini adalah keajaiban. Aku tidak ingin menaklukkanmu, kau tak perlu tunduk patuh pada wanitamu yang bawel luar biasa ini. Aku tak pernah mengatakan “jangan” untuk hal-hal yang membuatmu senang bukan? Hanya saja aku sedikit rewel jika kau bangun kesiangan atau melakukan hal-hal yang dalam takaran akalku akan membuat kurus badanmu dan akan merugikanmu di masa yang akan datang. Aku tak perlu berucap banyak “jangan” seperti asmara picisan orang kebanyakan untuk kau selalu di sisiku bukan? 

Kau dan aku ya kita, manusia biasa perwujudan reinkarnasi pasangan petani gandum yang hidup bahagia di kaki gunung di masa lalu. Kita pernah melewati dengan baik satu masa yang panjang, aku jamin di masa sekarang dan seterusnya kitapun akan tetap jadi pejuang tangguh. 

Dimanapun kamu, kemanapun aku, percayalah ini tak akan lama, kita bisa melewati ini dengan bijaksana. Kita bukan pecinta yang manja bukan? Jika tangguhmu mulai runtuh, ada aku yang masih utuh. Jika aku yang rapuh, ada kau yang masih teguh. Jika kita berdua yang jatuh, semoga Tuhan selalu meluaskan hati kita dengan segala syukur dan mengeratkan pegangan kita agar dapat segera bangkit untuk melanjutkan perjalanan lagi.



*Ditulis random
Setelah kencan mingguan, saat menunggu kau sampai ke kotamu
31 Mei 2015
11.24 PM

0 komentar:

Posting Komentar