The Story of " Si Pengangguran Banyak Acara"


Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, asek aseek josh! *oke stop itu alay!*

Well, akhirnya kesepian hari-hari akhir ini memancing keinginanku untuk mengisi blog ini lagi. Ah, sudah lama sekali, sekarang komplit, selain hati yang dipenuhi jaring laba-laba karena tidak ada yang menempati, bahu yang berdebu karena sudah lama tidak ada yang bersandar disana, ditambah lagi blog yang nyaris jadi sarang hantu. *curcol sambil nyapu*

Halloooo Ay kemana aja kamu selama ini?
Satu tahun setengah tahun belakangan ini adalah masa-masa yang paling sulit sekaligus yang paling aku syukuri dalam hidup. Bagaimana tidak?

Mungkin aku termasuk salah satu orang yang jalan hidupnya dibuat Tuhan dengan sangat kreatif. Ritme kehidupanku terasa cepat sekali berubahnya. Belum genap satu tahun sejak beralih status dari mahasiswa super galau yang overload kegiatan dan suka balik ke kost tengah malam, jadi mahasiswa, merangkap jadi staff perpustakaan, guru bimbingan belajar matematika, ibu rumah tangga gadungan dan seabreg kesibukan lainnya yang bikin lupa diri dan lupa waktu. Sekarang tiba-tiba sudah berubah lagi menjadi seorang jobless, orang rumahan yang gampang kesepian yang mengisi liburan dengan jadi penulis serabutan.

Hal paling sulit pertama, adalah ketika satu setengah tahun lalu, kuliah di jurusan yang bukan passsionku membuatku banyak kesulitan, aku harus menerima kenyataan bahwa target lulus program sarjanaku yang semestinya 4 tahun menjadi 4,5 tahun.

Dimana sulitnya? Jelas sulit buatku yang seumur hidup tidak pernah gagal di bangku sekolah, tidak pernah keluar dari 3 besar bahkan nyaris selalu berada di posisi teratas. Apakah ini termasuk kegagalan? Entahlah, mungkin lebih tepatnya ketidakberuntungan, hanya karena 1 SKS aku harus menunggu 1 tahun untuk PPL 1 dan 1,5 tahun untuk PPL 2.

Sungguh, sangat sulit dalam keadaan seperti saat itu, aku harus menangis selama berhari-hari untuk mencerna dan memahami bahwa ini adalah ‘rencana terbaik Tuhan’. Ketika itu rasanya akan sulit sekali melewati hari-hari, namun toh pada akhirnya semua berlalu dan hari ‘seragam hitam putih’ itu sampai juga kepadaku.

Di tengah perasaan ‘tertinggal’, aku berusaha menata hidup kembali, saking inginnya melupakan dan membuat hari tidak terasa berlalu, aku benar-benar tidak memberi ruang pada diriku untuk memiliki jeda.

Saat itu aku sempat hidup di 5 komunitas dan 2 organisasi dengan memegang posisi penting, diantaranya sebagai sekretaris umum Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika, sekretaris komunitas Buhandroid Banjarmasin Kalimantan Selatan, Sekretaris komunitas Sheilagank Kalimantan Selatan, anggota Kelompok Masyarakat Peduli Siaran ‘Kaktus’ dibawah lindungan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalimantan Selatan, dan menjadi anggota di beberapa komunitas lainnya.

Pergi pagi, pulang malam, namanya ketiduran di kampus sudah jadi hal biasa. Setiap malam menghabiskan waktu dengan mengerjakan banyak hal, sering tidak tidur semalaman. Yang makin memperparah keadaan adalah aku single! Tidak ada yang menguatkan dan tidak ada juga yang mampu memberikan rem untuk kegilaanku.

Sampai pada suatu hari aku bercermin dan melihat diriku dalam keadaan yang sangat parah, badan kurus kering, muka pucat, mata berkantung. Aku kembali tersadar, apakah aku akan terus begini?

Beruntung karena setelah itu aku mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai staff di perpustakaan jurusan di kampusku dan berbarengan dengan tawaran dari bimbingan belajar Smart & Sukses milih kak Achim untuk menjadi guru bimbingan matematika. Yang lebih melengkapi lagi adalah kepindahanku dari kost ke kontrakan dengan tanggungjawab baru mengurus adik sepupu yang baru masuk kuliah.

Merangkap sebagai mahasiswa, karyawan, guru, ibu rumah tangga, awalnya membuatku kesulitan karena selain harus berkutat dengan pekerjaan kantor, tugas kuliah, murid-murid dan materi bimbingan belajar, juga berkutat dengan rumah dan dapur, sampai waktu untuk diri sendiri hampir tak terpikir.

Ibu, aku sudah tau rasanya bagaimana harus menjadi multitalenta tanpa harus mengeluh meskipun sangat lelah, bagaimana mungkin kau bisa melakukan hal yang sama dengan sangat baik selama bertahun-tahun bu?
Tapi hari-hari berlalu tidak sedatar berlalu begitu saja, berkali-kali ujian datang, aku menangis, tapi nyatanya aku tidak pernah menyerah. Aku percaya, Tuhan tidak akan memberikan ujian kepada orang yang lemah. Kesulitan-kesulitan ini menjadikanku manusia yang pandai mengambil hikmah dan lebih baik lagi.

Kalian tidak perlu membayangkan dan kemudian mengasihani bagaimana aku bertahan, cukup belajar dari pengalamanku saja, ambil hal baiknya dan untuk hal buruknya maklumilah bahwa aku memang benar-benar manusia.

Hari ini, statusku sekarang adalah seorang jobless, bahasa kerennya dari pengangguran, haha! Udah sebulan nggak masuk kerja, selain karena kemarin-kemarin fokus untuk UAS juga sekalian proses resign karena niat mau fokus skripsi. Enaknya jadi jobless habis shalat subuh bisa bobo lagi guys, nggak mesti berangkat pagi-pagi dengan seragam rapi dan sepatu hak tinggi. Tapi banyakan nggak enaknya sih, udah kesepian juga nggak ada pemasukan di awal bulan ketika kiriman orangtua terlambat datang, tiba-tiba aku sangat merindukan meja dan komputer kerjaku haha!

Tapi dibilang jobless, aslinya aku nggak sejobless itu juga kok, aku masih jadi guru matematika di bimbel tapi karena anak-anak lagi pada libur sekolah jadi memang lagi nggak ada kerjaan, lagian mengajar itu kesenangan, aku nggak terlalu mikirin duitnya, tapi aku senang bicara dengan anak-anak, berbagi tentang banyak hal, mungkin emang udah naluri begitu. Selain itu barusan juga dapat job buat nulis naskah sandiwara radio 30 episode striping untuk Romantika Ramadhan di SKY 89.3 FM dengan judul Pelangi, dan itu keren! Genre baru dalam sejarah menulisku! Jadi ibu rumah tangga juga tetep jalan, ya berusaha menikmati masa-masa peralihan lagi, hitung-hitung belajar ikhlas kalau suatu saat mau insyaf jadi wanita karir dan fokus ngurus rumah tangga.

Oya, barusan juga aku berhasil menelorkan sebuah buku kumpulan 51 puisi untuk ulang tahun Papap yang ke 51 dengan judul Perayaan Yang Tertunda, sekarang dalam proses proofread, awalnya proyek pribadi memang, bukunya juga indie, tapi berhubung akunya banyak fans, jadi banyak juga yang nunggu, pamer! Hihii Semoga bisa segera rilis, aamiin…  

Harapan terbesar tahun ini adalah Allah melancarkan proses dan perjuangan kelulusanku semester 9 ini, jadi bisa wisuda Februari 2015, aamiin… Soalnya udah buru-buru pengen buat ibu lega, akunya juga lega lepas dari matematika, terus rencananya pengen lanjut ke Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, jangan ditanya kenapa nggak mau ngambil Magister Pendidikan Matematika. Aku nggak pernah takut nggak punya pekerjaan karena jurusan S1 dan S2 ku nggak linier kok, bukannya nyombong nih ya, dengan sepak terjangku selama ini, aku menghargai kemampuan lebih dari sekedar title S atau M di belakang namaku. Oya, selain itu izin menikah dari ibu belum turun kalau aku belum masuk S2, ayyyeeee~~ :3

Selagi masih muda, aku nggak pernah takut untuk mencoba banyak hal baru, karena kesempatan seperti ini belum tentu datang kepada orang lain, apa yang aku lakukan hari ini akan mencerminkan jadi wanita yang seperti apa aku di masa depan. Yeaaay!

Semangat Luthfia Ayu Karina! Jangan takut, Allah sebaik-baik perencana, Allah bersamaku, insyaAllah…

Alalak Utara, 7 Juli 2014
11. 42


0 komentar:

Posting Komentar