Cerita Malam

Rangkakan malam beriring ringkik belalang

Meringkuk bintang berpijar malang melintang

Telusup angin meremas kulit pembalut tulang

Selain kesepian tak ada lagi yang lebih jalang,

menyerang diriku yang tengah merindu dengan malang...



*Alalak Utara, 24 Oktober 2013
10.49 PM

Happy Birthday 26th "Teman Sedekat Bahu" :')



Aku memposting tulisan ini tepat memasuki hari dan tanggal kelahiranmu. Tampaknya aku terlalu egois untuk menghubungi duluan dan menyampaikannya langsung. 

Melewati hari kelahiran di tanggal yang sama setiap tahun semua orang pasti pernah mengalaminya. Hari ini kau juga, 26 tahun sudah, tentu dengan keadaan yang berbeda di setiap tahunnya, aku tidak tau apa yang terjadi padamu selama ini, bagaimana pun keadaannya kau pasti tahu cara memaknainya.

Kau terlalu dewasa dan banyak berpikir, rasanya tidak sesuai jika aku harus memberikan nasehat. Tulisan ini hanya menghimpun segala do’a dan hmm… pecahan-pecahan kerinduan yang belum berhasil kuenyahkan. Tulisan ini sekaligus mengindikasikan bahwa aku mengingat hari ini, ya semua tentangmu yang pernah kutahu, aku mengingatnya. Pentingkah? Entahlah… Mungkin tak apa jika sesekali tak harus melawan hati.

Di jalanan aku melihat ke depan, ke kiri dan ke kanan, mengamati setiap badan jalan berharap menemukan dan bisa menyapamu barang sekedipan mata. Sepertinya aku rindu, tapi bisa apa? Rasanya begitu sulit menghadirkanmu di layar handphoneku, apalagi menghadirkanmu di hadapan mataku.

Kau sedang keluar kota kan? Iya, aku selalu tahu, tidak perlu memasang muka heran demikian. Kau tahu aku mantan stalker nomor satumu.

 Sepertinya bagus seandainya saat kau kembali dengan lelahnya kemudian aku muncul bersama teman-temanmu membawa sepaket tart, lilin dan hadiah kecil di tangan, melihat rambut berantakanmu dan senyummu yang mengesankan. Jika aku melakukannya apa aku juga dapat hadiah sebuah pelukan? Sayangnya aku hanya melakukannya dalam mimpi, aku tidak punya persediaan nyali jika justru ternyata yang kudapatkan adalah respon yang tidak sesuai harapan. Aku tidak ingin tampak konyol, bukankah kita bukan anak-anak lagi? Aku harus mempertimbangkan harga hati.

Selamat ulang tahun ke 26 Teman Sedekat Bahu, yang jelas bukan karena faktor usia, yang terpenting adalah karena betambahnya dewasa. Selamat karena telah berhasil memerankan semua adegan yang telah diskenariokan Allah selama 26 tahun ini, selanjutnya bersiaplah untuk scenario-Nya yang masih rahasia. Masa lalu yang mengecewakan itu biasa, setiap orang masing-masing pernah memiliki masa kelamnya, bukan dilupakan cara terbaiknya, bukankah ingatan yang hilang lain waktu tetap akan kembali? Memaafkan dan mengikhlaskan mungkin akan lebih melapangkan.

Sekalipun Allah akan memberikan sesuatu yang kau butuhkan, namun semoga Allah juga memberikan apa yang kau inginkan secara beriringan.
Semoga Allah menunjukkan banyak jalan keluar terbaik dari apapun kerumitan yang kau hadapi.
Semoga Allah selalu melengkapkan kebahagiaan dan melimpahkan keselamatan untukmu, kedua orang tuamu, keluargamu dan orang-orang yang kau sayangi juga yang menyayangimu.
Semoga Allah melimpahkan rezeki, meneduhkan hatimu, melapangkan pikiranmu, menyehatkan dan menguatkanmu selalu.
Semoga Allah segera mewujudkan apa yang kau cita-citakan dan segera mempertemukanmu dengan seseorang kau tunggu. Tentang kita, aku yakin Allah sudah punya jawabannya sejak lama, karena itu aku tidak akan memaksa. Segala do’a terbaikku namamu terselip diantaranya.

Kau begitu istimewa, sampaikan salamku pada kedua orangtua yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidikmu. Spesial terimakasih untuk Allah SWT yang telah mengizinkan jalanku dan jalanmu bertemu di sebuah simpangan yang sama untuk beberapa saat, dan aku telah mengambil hikmah diantaranya.

Sekali lagi selamat ulang tahun ke 26 ‘teman’  hanya itu yang bisa kukatakan :)



*Komplek Herlina, Alalak Utara, Banjarmasin
Rabu, 9 Oktober 2013

23.36 WITA

Kemarau

Angin musim kemarau

Mendesau bersama aroma pilu

Sebuk rindu dari pecahan cerita lalu

Turut terbawa masuk ke mata

Mengundang butir-butir air mata

Semakin berusaha mengusapnya

Terasa semakin derita


Bukankah kita pernah bersama?

Menghitung putik-putik cinta dalam satu bingkai penuh cerita


Sekarang aku telah kehabisan cerita

Kemarau telah menggugurkan semuanya

Bukan teriknya yang menyiksa

Bukan pula sepi yang memenjara

Tapi sangat sengsara rasanya bercerita

Tanpa kau yang jadi pendengarnya.



*Perpustakaan Jurusan PMIPA FKIP Unlam
Rabu, 9 Oktober 2013
13.50 WITA

Just For Mom, Happy Milad :*


“Ibu hari ini ultah yaaa? Ciyeee Ibuuuu, traktirannya yaaa? Yuks Makan-makan! Hahaa” *Kemudian dikeplak*
Oke fokus!



Ibu sayaaang…
Selamat Milad ya?
Mungkin bagi ibu hari ini tidak berarti apa-apa
Tapi tetap aja maaf karena Ayu hampir lupa,
seingat Ayu tanggal 10, ternyata hari ABRI itu tanggal 5 ya? Payah!


Ibu sayaaang…
Tidak ada yang senang usia Ibunya berkurang L
Pokoknya kalau bisa Ayu sama adek-adek harus memiliki Ibu sepanjang masa, titik.
Makanya Ibu harus selalu sehat, kuat dan bersemangat!