Makhluk-Makhluk Dodols

Persahabatan itu bukan sesuatu yang dapat kita buat, dia kan datang dengan sendirinya….”

Seperti itulah kami. Kami bersama-sama tanpa kami rencanakan. Kami dipertemukan di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat sekitar 3 tahun lalu. Kami dekat satu sama lain seiring dengan berjalannya waktu. Entah kapan dan siapa yang pertama kali mengproklamirkan bahwa kami adalah Sepuluh Makhluk Dodols. Kami populer dengan julukan itu di kalangan teman-teman seangkatan kami di kampus. Jangan Tanya kenapa, tentu saja kami dijuluki dodol karena kelakuan kami yang ketika berkumpul akan tampak absurd banget, gaje, disini senang disana senang dimana-mana hati kami senang, dimana ada kami keadaan pasti akan berubah hingar binger, heboh, rebut dan luar biasa tidak terkendali, hahaa

Kami tidak bersama sejak awal masuk kuliah, hanya beberapa dari kami yang saling dekat satu sama lain. Sepuluh Makhluk Dodols terbentuk dari beberapa kelompok sahabat. Misalnya Aku, Uyuy dan Mas, kemudian Adel, Cici dan Desy , Lia dan Liqna, yang memang saling mengenal sejak masa sekolah dan kemudian disusul dengan Kiki Kecil dan Kiki Besar.

Pindah Rumah

Tidak terasa sudah masuk awal Agustus aja. Itu artinya sudah nyaris tiga tahun aku jadi salah satu penghuni kos ini.

Kurang lebih tiga tahun lalu, waktu awal-awal aku jadi mahasiswa baru, kakak sepupuku yang juga senior di kampus mengajak dan mengenalkanku pada kos ini. Lega karena artinya aku tidak perlu mondar mandir mencari kos lagi seperti layaknya mahasiswa baru lainnya. Maklum, musim awal masuk kuliah seperti ini kosan menjadi hal yang paling populer dan langka untuk dicari.

Kos ini tidak seperti kos lainnya. Tidak ada papan nama atau pengenal lainnya yang terpampang, hanya saja kami lebih sering menyebut dengan kos dodol Ibu Dewi.

Mereka bilang saya The Queen Of PHP!

Mereka bilang saya PHP, Pemberi Harapan Palsu. Sebagian lainnya bilang saya pembual, pengobral cinta juga suka gonta-ganti pasangan!

Heh?? Saya pikir saya tidak cukup cantik, beberapa bekas jerawat yang tumbuh belum hilang dari wajah saya. Saya juga tidak seksi, body saya penuh dengan tulang menonjol disana sini bahkan saya tidak pernah berpakaian pendek dan terbuka. Saya juga tidak begitu pintar di bidang saya, saya akan menghabiskan waktu 4,5 tahun untuk lulus dari Sarjana Pendidikan Matematika dan saya cukup sibuk bahkan dengan setumpuk kegiatan saya, saya sudah tidak punya waktu lagi untuk mengurusi pasangan jika ada. Lalu apa yang bisa saya ajukan untuk menjadi modal sebagai pelaku PHP dan pengobral cinta?

Seseorang yang suka membual, mengobral cinta dan memberi harapan palsu tentu tidak pernah merasakan sakitnya cinta. Saya pernah jatuh cinta, dan saya juga pernah sangat luka karena cinta. Bahkan sekarang saya tengah putus harapan terhadap cinta. Saya tahu rasanya, lalu apa alasan dan keuntungan bagi saya untuk membalikkannya kepada orang lain untuk merasakannya juga?
Jika saya seorang PHP, pembual dan pengobral cinta tentu sekarang saya sudah punya banyak cinta, pada kenyataannya saya tidak punya satupun pasangan dan saya masih single kan di usia kepala dua?

Tapi abaikan saja, saya tidak peduli dan tidak akan pernah peduli dengan apa yang dikatakan mereka. Toh, mereka tidak mempengaruhi dan tidak memberikan sumbangsih apa-apa bagi hidup saya. Dengan saya menjelaskan bahwa saya bukan seorang PHP, bukan seorang pembual juga bukan seorang pengobral cinta tidak akan mengubah persepsi mereka tentang saya. Mereka hanya kan menganggap saya membela diri dan mencari pembenaran atas tindakan saya. Bukankah setiap orang akan selalu mencari pembenaran atas dalil yang mereka buat?

Saya SINGLE, iya atau bahasa populernya JOMBLO! Ini sudah jadi pilihan saya sejak terakhir kali gagal dengan pasangan saya. Saya bosan terjebak dalam drama picisan cinta yang dangkal. Senangkah saya? Tidak selamanya senang, tentu tidak setabah ini juga seandainya saya tidak pandai-pandai membuka hati dan berteman baik dengan setiap orang.

Mereka bilang saya suka gonta ganti pasangan, kapan?? Saya memang single, bukan berarti saya tidak punya teman pria kan? Saya tidak sekesepian itu dan tidak akan pernah jadi semurahan itu. Saya punya banyak sahabat yang tidak pernah henti meramaikan kesendirian saya. Baik wanita maupun pria. Jikalau tampak saya memang lebih sering tampak berkumpul dengan jumlah pria lebih banyak daripada wanitanya karena memang mereka orang-orang terpilih, mereka teman-teman terbaik saya. Ketika saya kesepian saya tidak perlu sedih karena tidak punya pacar, ada mereka menemani saya nongkrong, diskusi, membicarakan banyak hal, di café, di jalanan, dimanapun yang kami mau, bahkan hanya sekedar duduk-duduk minum teh es, mau itu pagi, siang, sore maupun malam. Saya tidak pernah punya transportasi untuk perjalanan jauh, ada mereka juga yang sedia menjemput saya. Ketika persediaan dana dalam dompet saya menipis sementara hidup masih harus terus dilanjutkan, kepada mereka jugalah saya larinya, demikian juga sebaliknya. Walaupun tidak pacaran tapi mereka tidak pernah membiarkan saya makan sendirian. Ketika saya melakukan kebodohan, kesalahan, mereka akan memaafkan saya sebelum saya minta. Ketika saya sedih, patah hati, kecewa, bahagia, bahu merekalah tempat saya bersandar, mengusap air mata dan turut tertawa dengan saya. Saya tidak pernah segan-segan menjadi supporter ketika mereka main futsal, bahkan untuk sekedar nongkrong-nongkrong di gramedia atau twenty one. Saat tidak bertemu raga kami sering berbicara di social media, tentang  kerinduan, tentang apa saja. Saya dan mereka sangat akrab. Tapi tidak sekalipun mereka mereka menyebut saya PHP dengan serius, kecuali hanya bercanda. Ya itulah sahabat-sahabat saya, setidaknya mereka tulus menemani saya, hidup dengan saya tanpa kepalsuan dan menutup-nutupi mereka yang apa adanya, tanpa mengharapkan apa-apa. Ini adalah konsep pertemanan yang saya dapatkan selama bersama mereka.

Tidak seperti pria lain kebanyakan. Istilah PHP, entah siapa yang pertama kali menemukan. Yang jelas ini adalah zaman dimana ketika bersikap baik terhadap lawan jenis lalu kita dianggap memberi sebuah harapan walaupun kita tidak bermaksud demikian dan kemudian selanjutnya kita disebut sebagai pemberi harapan… PALSU!

Saya pernah dekat dengan seorang teman, kami berinteraksi lewat chat di beberapa social media, saya bercerita semua tentang saya, begitu juga dia, saya selalu berusaha bersikap baik terhadap semua orang juga termasuk kepadanya. Saya juga selalu berusaha membuka hati, tapi tidak menjamin kemudian akan dengan mudahnya saya mengiyakan untuk sebuah hubungan. Sejak awal saya selalu menegaskan ketika lawan jenis menganggap saya dan dia dengan dalam proses pembentukan hubungan, saya tidak dapat menjanjikan saya bisa, saya perlu beberapa waktu untuk mempertimbangkan. Ketika saya menemukan alasan sebuah kecocokan tentu saya akan melanjutkan namun jika saya tidak menemukan alasan untuk sebuah kecocokan untuk membangun sebuah hubungan, secepat mungkin saya akan memutuskan untuk terus berteman baik. Dan sayangnya kala itu sepertinya saya diperhitungkan telah membuka tabir PHP, saya ditegaskan sebagai pelaku PHP! Memang tidak dikatakan secara gamblang, tapi dalam beberapa kesempatan dan sindiran-sindiran semuanya mengarah kepada saya. Iya saya, mereka bilang saya The Queen of PHP ini this century!

Tersinggungkah saya? Tidak perlu merasa demikian. Saya malah gelak menertawakan title baru saya. Apapaun saya tidak akan merubah sahabat-sahabat saya, mereka tetap seperti biasa, tidak ada yang merasa ketakutan jadi korban PHP, walaupun saya telah mendapatkan gelar demikian. Mereka masih seperti biasa, tertawa dengan saya, menemani saya makan, nongkrong, bercanda, diskusi, berbagi ilmu, pelajaran hidup, juga semakin menabahkan saya dalam kesendirian saya.

Sampai sekarang kesinglean saya nyaris memasuki hitungan tahun, kelakar berapa beberapa teman saya masih single karena pria-pria takut mendekat karena saya PHP, hahaa. Wanita seperti saya agaknya memang sedikit membuat takut pria-pria mendekat. Tingkat kesibukannya tinggi, hal-hal yang tidak memengaruhi masa depan saya jelas akan menjadi hal yang saya abaikan. Tak apa, walaupun kada keinginan memiliki pasangan tidak terkendali datang, saya tidak pernah takut kekurangan cinta karena tidak punya pasangan. Ada keluarga dan banyak sahabat yang selalu menyemangati, mendukung dan tidak membatasi perkembangan hidup saya. So, apapun yang mereka bilang tentang ke-PHP-an saya, saya tidak peduli pada kenyataannya saya masih proud to be single happy! :)


*Dengan tersenyum
Kayu Tangi, 1 Agustus 2013
3.12 AM